Seperti yang banyak diketahui, DevOps adalah suatu pola kerja yang menjadi semacam jembatan penghubung yang menghubungkan bagian koding, server, dan tester. Ada beberapa tools yang berkaitan dengan fungsi DevOps, salah satunya adalah platform Docker. Platform sistem kontainer berlambang paus biru ini sering dikatakan sebagai salah satu DevOps tool yang paling mumpuni. Bagi Anda yang masih asing dengan platform ini atau ingin mencari tahu lebih banyak tentang platform ini, maka Anda dapat mencari tahu di artikel ini. Di artikel ini, Anda akan diberikan penjelasan sederhana tentang berbagai aspek tentang Docker serta pengertian platform ini sebagai dasar awal pola kerja DevOps. Berikut penjelasannya.
Apa Itu Platform Docker?
Docker dapat didefinisikan sebagai platform yang berjenis terbuka. Platform ini dapat digunakan oleh para developer untuk membuat aplikasi dengan alat apapun. Jadi, dengan Docker, para developer dapat membuat aplikasi di manapun termasuk di data center, laptop, atau bahkan di cloud. Selain itu, Docker juga berfungsi untuk mendistribusikan dan menjalankan aplikasi yang sudah dibangun tersebut. Docker juga akan menjalankan proses pemaketan dari aplikasi baru tersebut sehingga dapat menjadi satu dengan komponennya. Dengan docker, para pengembang tidak perlu lagi khawatir akan menyebabkan kegagalan sistem di data center saat melakukan "live testing".
Platform docker ini dapat dilakukan secara cepat dalam wadah yang terisolasi. Alhasil, selama programmer menjalankan Dock Engine, aplikasi dapat dijalankan dalam skala kecil seperti data center lokal ataupun dalam cloud tanpa harus mengubah konfigurasi atau mengatur kembali konfigurasi dalam wadah atau container tesebut. Docker dijalankan di bawah ijin atau lisensi dari Apache Versi 2.0. Karena merupakan open source software, maka Docker dapat digunakan secara gratis tanpa harus membayar sepeser rupiah pun. Hingga hari ini, diperlukan komputer atau alat berbasis Linux untuk menjalankan Docker, dan akan menyusul Mac dan Windows.
Arsitektur pada Docker
Pada dasarnya hal ini akan menjelaskan fungsi kerja Docker secara structural. Arsitektur Docker dijalankan dengan menggunakan server dan client. Pertama, Docker client akan mengirim request untuk membuat aplikasi, lalu kemudian mendistribusi dan menjalankan aplikasinya di dalam wadah Docker atau container Dock. Request ini diterima oleh Docker Daemon. Docker Daemon kemudian akan bekerja sama dengan Docker Client pada sistem yang sama dengan menggunakan socket RESTful API.
Istilah dalam Docker
Ada beberapa istilah dalam Docker yang perlu Anda ketahui agar nantinya lebih mudah saat menjalankan program platform Docker itu sendiri. Istilah yang pertama adalah istilah Docker Images.
- Docker Images dapat dikatakan sebagai dasar dari Docker itu sendiri. Isinya adalah OS, gambar, dan aplikasi yang sudah jadi.
- Yang kedua adalah Docker Container. Docker Container adalah semacam wadah untuk membuat aplikasi, lalu kemudian mendistribusi dan menjalankan aplikasinya. Yang ketiga adalah Docker Registry. Docker Registry ini dapat didefinisikan sebagai suatu repositori distribusi dari sekumpulan docker image.
- Yang terakhir adalah Dockerfile. Dockerfile ini adalah semacam skrip yang isinya adalah rangkaian instruksi yang dapat secara otomatis dijalankan untuk membangun gambar atau image.
Prinsip DevOps Dengan Platform Docker
Pada bagian ini kita akan mencari tahu tentang platform ini sebagai dasar awal pola kerja DevOps. Seperti yang sudah kita ketahui, DevOps adalah jembatan penghubung yang menghubungkan bagian koding, server, dan tester dari sebuah aplikasi.
Mengapa sebuah pemrograman harus menggunakan DevOps? Jawabannya cukup singkat, DevOps memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kecepatan dalam membangun sebuah aplikasi. Pencepatan dan peningkatkan kualitas ini dilakukan dengan melibatkan inovasi. Ada tiga prinsip dasar yang digunakan saat mengoperasikan DevOps. Ketiga prinsip ini dikenal dengan istilah “The Three Ways of DevOps”.
Ketiga prinsip dasar pada DevOps ini sudah teridentifikasi sebagai induk dari semua pola yang dapat dikembangkan dengan sistem DevOps. Ketiga pola ini adalah: pemikiran sistem, pembelajaran terus-menerus, dan memperkuat dan memperpendek loop umpan balik. Ketiga prinsip ini adalah nilai-nilai utama dari filosofi Devops. Di sinilah kita dapat melihat fungsi Docker sebagai dasar awal pola kerja DevOps. Docker memiliki kemampuan untuk menjalankan sistem komputasi container, jaringan, dan muatan atau storage dalam sebuah aplikasi. Kemampuan dari Docker ini akan sangat baik apabila diaplikasikan bersama dengan ketiga prinsip dasar DevOps ini.
Docker akan mempercepat kecepatan eksponensial dari suatu program sehingga dapat memperkuat dan memperpendek loop umpan balik secara lebih efisien. Alhasil kolaborasi seluruh tim akan tampak hasilnya dengan lebih cepat dan efisien pula.
Itulah penjelasan singkat tentang Docker dan fungsi dasarnya dalam menjalankan pola dasar DevOps. Jika Anda bekerja di dunia programing, software developer, ataupun IT, tentunya DevOps patut digunakan karena aplikasi yang Anda buat akan secara otomatis aktif dan dirilis. Jadi tak perlu dilakukan re-aktivasi berulang-ulang.
Platform Docker dipercaya dapat menjadi partner terbaik dalam DevOps sehingga dapat membuat program dan software yang lebih efisien.
Komentar
Posting Komentar